Selasa, 18 Maret 2014

TEKNIK INDUSTRI! SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA





Disusun oleh:

Nama Anggota:
1.    Garry Divarizki              / 38411081
2.    Muammar AD Yahya    / 34411605
3.    Muhammad Ichsan        / 34411860
4.    Teguh Imam S.              / 37411059
5.    Yohanes Suhendra         / 37411554


Sebagai calon engineer, khususnya Industrial Engineer kita harus mengetahui apa itu Teknik Industri secara kesuluruhan. Mulai dari sejarahnya sampai ke perkembangannya di masa sekarang bahkan sampai nanti di masa yang akan datang. Untuk itu kami mencari berbagai informasi tentang Teknik Industri dan mencoba merangkumnya menjadi sebuah artikel. Kami berharap artikel ini dapat bermanfaat dan memberi pengetahuan serta wawasan tambahan kepada para pembaca.
Mari kita mulai dari sejarah Teknik Industri. Kenapa harus dari sejarah? Bagi kami sejarah merupakan hal yang paling utama untuk diketahui, karena melalui sejarah kita bisa memperbaiki hal-hal yang kurang baik atau meneruskan dan meningkatkan hal-hal yang sudah baik. Langsung saja, berikut sejarah muculnya Teknik Industri:

SEJARAH TEKNIK INDUSTRI

Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan Teknik Industri seperti risalah “The Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; “Essay on Population” karya Thomas Malthus dipublikasikan tahun 1798; “Principles of Political Economy and Taxation karya David Ricardo dipublikasikan tahun 1817; dan “Principles of Political Economy karya John Stuart Mill dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. “Economic Science” adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi Amerika muncul.
Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul “On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt Chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statistik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM). Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris.

Di Indonesia;
Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus ITB Institut Teknologi Bandung pada tanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik Mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin. Di Universitas Indonesia , keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan. Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar. Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin. Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu PerusahaanStatistikTeknik ProduksiTata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang. Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran DimensionalMesin PerkakasPengujian Tak MerusakPerkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen PersonaliaAdministrasi PerusahaanStatistik IndustriPerancangan Tata Letak PabrikStudi Kelayakan, Penyelidikan OperasionalPengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa LinierSehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971. Teknik industri adalah ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses. Ilmu ini menerapkan cara-cara dan analisis engineering terhadap produksi barang dan jasa. Para insinyur industri menentukan cara-cara yang paling efektif dan ekonomis bagi sebuah organisasi dalam memanfaatkan orang, mesin, dan bahan. Teknik industri lebih kekhususan ke arah how to mass-produce how to make an industry.
Teknik industri dapat diartikan sebagai suatu teknik manajemen sistem, yaitu suatu teknik yang mengatur sistem secara keseluruhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait. Aspek-aspek tersebut secara keseluruhan antara lain manusia sebagai aspek terpenting, mesin, dan material. Teknik industri mengatur agar sistem tersebut berjalan dengan cara yang paling produktif, efektif, dan efisien.

REVOLUSI INDUSTRI

Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia. Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, RenĂ© Descartes,Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.

Ilmu teknik industri dapat dibagi dalam tiga bidang keahlian, yaitu sistem manufaktur, manajemen industri, sistem industri dan tekno ekonomi.
Sistem Manufaktur:
Merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dengan lingkungan kerjanya.
Manajemen Industri:
Bidang ini memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan kerja yang dinamis.
Sistem Industri dan Tekno Ekonomi:
Bidang keahlian ini memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah.

MANFAAT TEKNIK INDUSTRI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Tidak diragukan lagi sepanjang masa sejarah hidup manusia  teknik industri memberikan banyak kontribusi bagi kehidupan manusia. Sebagai hasil dari proses berfikir teknik industri diarahkan untuk melayani manusia. Teknik industri memberikan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam berbagai proses produksi, termasuk penggunaan mesin, material, waktu, sumber daya manusia, informasi, dan sebagainya. Teknik industri juga memiliki manfaat dalam pembuatan sistem kerja yang efektif dan efisien agar produksi barang di pabrik berjalan lancar.

APLIKASI YANG SERING DIJUMPAI

Dalam pengaplikasian ilmu teknik industri yang sering dijumpai di kehidupan nyata adalah pada perancangan sistem di pabrik. Salah satu contoh aplikasi ilmu teknik industri adalah seorang profesor ilmuwan penemu membutuhkan waktu 800 jam untuk membuat komputer hasil rancangannya. Tugas dari seorang ahli teknik industri adalah merancang sistem di pabrik agar pekerjaan si profesor bisa dilakukan sepuluh orang dalam delapan jam. Sistem itu harus mencakup pengelolaan mesin, waktu, dan sumber daya.

Diatas telah sedikit dijelaskan apa saja mengenai Teknik Industri, khususnya di Indonesia. Sekarang mari kita lihat Teknik Industri dalam ruang lingkup yang lebih kecil lagi. Ya, Teknik Industri di Universitas Gunadarma.


Logo diatas merupakan simbol dari Teknik Industri Universitas Gunadarma, dibuat oleh Bpk. Eka Patriadi yang sebelumnya merupakan mahasiswa Teknik Industri Universitas Gunadarma angkatan 1996. Tahun angkatan Pak Eka merupakan tahun pertama jurusan Teknik Industri tersedia disini. Sekarang Pak Eka berprofesi sebagai salah satu dosen di kampus ini.

            Logo Teknik Industri terdiri dari beberapa item, yang setiap itemnya memiliki arti masing-masing. Bentuk Utama dari logo ini adalah lingkaran, yang didalamnya terdapat gambar roda gigi, pabrik, lambang peta-peta kerja dan tulisan “TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA”. Roda gigi melambangkan teknologi (mesin) yang merupakan komponen utama yang dibutuhkan suatu pabrik untuk melakukan proses prouksi. Gambar dua segitiga dan dua persegi panjang yang menyerupai gambar sebuah pabrik, merupakan ‘rumah’ dari industri itu sendiri dan tempat berlangsungnya proses produksi. Lambang-lambang peta-peta kerja yaitu kotak yang berarti inspeksi atau pemeriksaan, lingkaran yang sama dengan operasi (berjalannya kegiatan), setengah lingkaran adalah delay (menunggu), segitiga terbalik yang artinya storage (penyimpanan) dan anak panah yang melambangkan transportasi. Yang terakhir adalah tulisan dari “TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA” yang menunjukan identitas logo ini adalah milik jurusan Teknik Industri Gunadarma.

            Teknik Industri Universitas Gunadarma memiliki visi dan misi, yaitu:
VISI:
Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Swasta terkemuka yang berreputasi internasional, memilki jejaring global, dan memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan daya saing nasional.

MISI:
  1. Melaksanakan pendidikan untuk menghasilkan sarjana teknik industri yang profesional dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing di lingkungan global,
  2. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknik industri sehingga dapat memberikan kontribusi kepada kemajuan ilmu pengetahuan,
  3. Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan memanfaatkan keilmuan di bidang teknik industri dalam rangka meningkatkan produktivitas dan nilai tambah bagi masyarakat.
  4. Membangun jejaring dalam rangka mendukung terlaksananya Tridharma perguruan tinggi, pada tingkat nasional maupun global dan memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan daya saing nasional.

Dan dibawah ini merupakan struktur organisasi dari jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma:




Referensi:
- Wikipedia
- http://fti.gunadarma.ac.id/industri/