Disusun oleh:
Nama
Anggota:
1.
Garry
Divarizki / 38411081
2.
Muammar AD
Yahya / 34411605
3.
Muhammad
Ichsan / 34411860
4.
Teguh
Imam S. / 37411059
5.
Yohanes
Suhendra / 37411554
Sebagai calon engineer, khususnya Industrial
Engineer kita harus mengetahui apa itu Teknik Industri secara kesuluruhan.
Mulai dari sejarahnya sampai ke perkembangannya di masa sekarang bahkan sampai
nanti di masa yang akan datang. Untuk itu kami mencari berbagai informasi
tentang Teknik Industri dan mencoba merangkumnya menjadi sebuah artikel. Kami
berharap artikel ini dapat bermanfaat dan memberi pengetahuan serta wawasan
tambahan kepada para pembaca.
Mari kita mulai dari sejarah
Teknik Industri. Kenapa harus dari sejarah? Bagi kami sejarah merupakan hal
yang paling utama untuk diketahui, karena melalui sejarah kita bisa memperbaiki
hal-hal yang kurang baik atau meneruskan dan meningkatkan hal-hal yang sudah
baik. Langsung saja, berikut sejarah muculnya Teknik Industri:
SEJARAH TEKNIK INDUSTRI
Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa
sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak
asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan Teknik
Industri seperti
risalah “The Wealth of Nations” karya Adam Smith,
dipublikasikan tahun 1776; “Essay on Population” karya Thomas
Malthus dipublikasikan
tahun 1798; “Principles of
Political Economy and Taxation” karya David Ricardo
dipublikasikan tahun 1817; dan “Principles of
Political Economy” karya John Stuart
Mill dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya
ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas
dari Revolusi
Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada
zamannya. “Economic Science” adalah
frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi Amerika
muncul.
Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage.
Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu
kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul “On the
Economy of Machinery and Manufacturers” tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik
menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve),
pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar
terhadap peningkatan pemborosan. Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi
perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R.
Towne menekankan
aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan
meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota American
Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa
pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan
suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial
Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat
berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan
suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini
adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap
ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat
dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi
karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper
dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif,
dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt Chart), yang saat ini
merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai
sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statistik untuk
membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk
tujuan penjadwalan seperti Program
Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM). Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa
menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin
adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan
gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific
Management" untuk
menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris.
Di Indonesia;
Sejarah
Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus ITB Institut
Teknologi Bandung pada
tanggal 1 Januari 1971. Sejarah
pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik
sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik Mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman
Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau
fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di
Indonesia belum terdapat pabrik mesin. Di Universitas Indonesia , keilmuan Teknik Industri
telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari
keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik
Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas
Indonesia. Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang
mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain
terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan
itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula
dan pabrik
pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pada masa
itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin,
sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari
sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk
menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani
suatu pekerjaan. Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang
dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi
mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan
lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar. Sekitar
tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai
pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin
dalam bidang pengelolaan pabrik.
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi
krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang
semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari
keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat
untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam
pendidikan Teknik Mesin. Pada awal
tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik
Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu
dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang
bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang. Sementara itu pada sekitar tahun
1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang
berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik
Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah
seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata
kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan
pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu
perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan
mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga
pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri
dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 -
1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang
mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971. Teknik industri adalah
ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan, implementasi, dan
evaluasi sistem integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi,
dan proses. Ilmu ini menerapkan cara-cara dan analisis engineering terhadap
produksi barang dan jasa. Para insinyur industri menentukan cara-cara yang
paling efektif dan ekonomis bagi sebuah organisasi dalam memanfaatkan orang,
mesin, dan bahan. Teknik industri lebih kekhususan ke arah how to
mass-produce how to make an industry.
Teknik industri dapat diartikan sebagai suatu teknik
manajemen sistem, yaitu suatu teknik yang mengatur sistem secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait. Aspek-aspek tersebut secara
keseluruhan antara lain manusia sebagai aspek terpenting, mesin, dan material.
Teknik industri mengatur agar sistem tersebut berjalan dengan cara yang paling
produktif, efektif, dan efisien.
REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi
Industri merupakan
periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara
besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke
seluruh dunia. Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam
sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh
Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan
pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara
di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh
pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk
pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan
yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi
sebelumnya".
Revolusi Industri dimulai pada akhir
abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan
tenaga hewan dan manusia digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis
menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap
industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan
batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan
raya dan rel kereta api. Adanya
peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang
berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran
dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di
kota-kota besar di Inggris.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya
Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16
dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René
Descartes,Galileo
Galilei serta
adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The
Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor
dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan
wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Ilmu teknik industri dapat dibagi dalam tiga bidang
keahlian, yaitu sistem manufaktur, manajemen industri, sistem industri dan
tekno ekonomi.
Sistem Manufaktur:
Merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan
teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem
integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi
melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian,
pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dengan
lingkungan kerjanya.
Manajemen Industri:
Bidang ini memanfaatkan pendekatan teknik industri
untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses
manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi
lingkungan kerja yang dinamis.
Sistem Industri dan Tekno Ekonomi:
Bidang keahlian ini memanfaatkan pendekatan teknik
industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga
kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang
berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah.
MANFAAT
TEKNIK INDUSTRI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Tidak diragukan lagi sepanjang masa sejarah hidup
manusia teknik industri memberikan banyak kontribusi bagi kehidupan
manusia. Sebagai hasil dari proses berfikir teknik industri diarahkan untuk
melayani manusia. Teknik industri memberikan solusi yang lebih efektif dan efisien
dalam berbagai proses produksi, termasuk penggunaan mesin, material, waktu,
sumber daya manusia, informasi, dan sebagainya. Teknik industri juga memiliki
manfaat dalam pembuatan sistem kerja yang efektif dan efisien agar produksi
barang di pabrik berjalan lancar.
APLIKASI
YANG SERING DIJUMPAI
Dalam pengaplikasian ilmu teknik industri yang
sering dijumpai di kehidupan nyata adalah pada perancangan sistem di pabrik.
Salah satu contoh aplikasi ilmu teknik industri adalah seorang profesor ilmuwan
penemu membutuhkan waktu 800 jam untuk membuat komputer hasil rancangannya.
Tugas dari seorang ahli teknik industri adalah merancang sistem di pabrik agar
pekerjaan si profesor bisa dilakukan sepuluh orang dalam delapan jam. Sistem
itu harus mencakup pengelolaan mesin, waktu, dan sumber daya.
Diatas
telah sedikit dijelaskan apa saja mengenai Teknik Industri, khususnya di
Indonesia. Sekarang mari kita lihat Teknik Industri dalam ruang lingkup yang
lebih kecil lagi. Ya, Teknik Industri di Universitas Gunadarma.
Logo diatas
merupakan simbol dari Teknik Industri Universitas Gunadarma, dibuat oleh Bpk.
Eka Patriadi yang sebelumnya merupakan mahasiswa Teknik Industri Universitas
Gunadarma angkatan 1996. Tahun angkatan Pak Eka merupakan tahun pertama jurusan
Teknik Industri tersedia disini. Sekarang Pak Eka berprofesi sebagai salah satu
dosen di kampus ini.
Logo Teknik Industri terdiri dari
beberapa item, yang setiap itemnya memiliki arti masing-masing.
Bentuk Utama dari logo ini adalah lingkaran, yang didalamnya terdapat gambar
roda gigi, pabrik, lambang peta-peta kerja dan tulisan “TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA”. Roda gigi melambangkan teknologi (mesin) yang merupakan
komponen utama yang dibutuhkan suatu pabrik untuk melakukan proses prouksi.
Gambar dua segitiga dan dua persegi panjang yang menyerupai gambar sebuah
pabrik, merupakan ‘rumah’ dari industri itu sendiri dan tempat berlangsungnya
proses produksi. Lambang-lambang peta-peta kerja yaitu kotak yang berarti
inspeksi atau pemeriksaan, lingkaran yang sama dengan operasi (berjalannya
kegiatan), setengah lingkaran adalah delay
(menunggu), segitiga terbalik yang artinya storage
(penyimpanan) dan anak panah yang melambangkan transportasi. Yang terakhir
adalah tulisan dari “TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA” yang menunjukan
identitas logo ini adalah milik jurusan Teknik Industri Gunadarma.
Teknik Industri Universitas
Gunadarma memiliki visi dan misi, yaitu:
VISI:
Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Swasta terkemuka
yang berreputasi internasional, memilki jejaring global, dan memberikan
kontribusi signifikan bagi peningkatan daya saing nasional.
MISI:
- Melaksanakan pendidikan untuk
menghasilkan sarjana teknik industri yang profesional dan mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing di
lingkungan global,
- Melaksanakan kegiatan
penelitian dan pengembangan dalam bidang teknik industri sehingga dapat
memberikan kontribusi kepada kemajuan ilmu pengetahuan,
- Melaksanakan kegiatan
pengabdian pada masyarakat dengan memanfaatkan keilmuan di bidang teknik
industri dalam rangka meningkatkan produktivitas dan nilai tambah bagi
masyarakat.
- Membangun jejaring dalam rangka
mendukung terlaksananya Tridharma perguruan tinggi, pada tingkat nasional
maupun global dan memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan daya
saing nasional.
Dan dibawah ini merupakan struktur organisasi dari
jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma:
Referensi:
- Wikipedia
- http://fti.gunadarma.ac.id/industri/